trimedianews.com – Kota Bogor.Aktivis pendidikan Benny Sitepu yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Peduli (KPP), menggelar konferensi pers di depan kantor Dinas Pendidikan Kota Bogor, Dalam aksinya, ia mengusung tema “Tak Perlu Belajar, Cukup Bayar untuk Masuk Sekolah Populer”, sebagai bentuk protes terhadap dugaan praktik mafia pendidikan di wilayah tersebut.
Ketua KPP Bogor Raya, Benny mengungkapkan hasil investigasinya menemukan adanya praktik percaloan dan penyalahgunaan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sejumlah sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA.
“Modusnya bervariasi, mulai dari jatah kursi bagi yang membayar, hingga manipulasi data zonasi, prestasi, dan data Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),” ujar dia, Jumat 15 Agustus 2025.
Ia mencontohkan, terdapat kasus di beberapa SD di mana siswa yang awalnya bukan ABK tiba-tiba didaftarkan sebagai ABK saat mendaftar ke sekolah favorit. Lebih miris lagi, dokumen yang diunggah ke aplikasi SPMB bukan surat keterangan resmi dari dokter, melainkan hanya bukti pemeriksaan biasa. “Yang aneh, sekolah justru menerima dan mengesahkan berkas tersebut,” tegasnya.
Ia menilai praktik ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap generasi muda. Menurutnya, banyak siswa berprestasi yang gagal masuk sekolah favorit hanya karena tidak memiliki koneksi atau uang, sementara siswa yang kurang berprestasi bisa diterima karena orang tuanya pejabat atau mampu membayar.
“Ini merusak etika dan moral pendidikan. Anak-anak yang rajin belajar dan berprestasi malah tersisih,” katanya.
Benny menyatakan, pihaknya bersama tim kuasa hukum akan melaporkan dugaan praktik curang ini ke aparat penegak hukum pada Selasa atau Rabu mendatang. “Kami tidak bisa membiarkan ini terus terjadi. Tahun ajaran baru 2025 harus bersih dari mafia pendidikan,” pungkas dia.
Ia menambahkan, rencananya KPP akan membuat laporan, ke Polresta Bogor Kota terkait hal ini.
“Saya akan membuat LP ke Polresta Bogor Kota terkait, adanya kecurangan dan jual beli kursi,” tegas dia.
(Wawan.S)