Habib Abdullah Al Masyhur, Aktivis Islam Bogor.

trimedianews.com – Kota Bogor.Habib Abdullah Al Masyhur, seorang aktivis Islam di Bogor, mengungkap sejumlah permasalahan terkait penegakan peraturan daerah mengenai penjualan minuman beralkohol dan praktik di tempat indekost atau penginapan. Menurutnya, meskipun Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Kota Bogor telah mengatur hal ini dengan jelas, fakta di lapangan menunjukkan banyak restoran dan café yang tetap menjual minuman beralkohol, bahkan dengan keluarnya Surat Keterangan Penjualan Langsung (SKPL) golongan A, B, dan C.

“Ketika saya menanyakan langsung pada audiensi beberapa tahun lalu tentang SKPL yang terbit dan bertentangan dengan aturan daerah, baik pihak DISATPOL PP maupun Anggota Dewan DPRD Kota Bogor menjelaskan bahwa SKPL merupakan wewenang pusat,” ungkap Habib Abdullah saat dihubungi trimedianews.com pada Sabtu malam 20 Desember 2025.

Ia menegaskan bahwa tidak ada aturan yang seharusnya bertentangan satu sama lain dan mencurigai adanya oknum aparat atau ASN yang bermain dalam konflik penegakan hukum ini. “Aparat diharapkan dapat menegakkan aturan yang berlaku, khususnya Perwali dan Perda Kota Bogor. Jangan sampai tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas, Seperti diketahui peraturan yang tertuang dalam Permendag tidak boleh bertabrakan dengan Perwali, karena dalam perwali ada aturan juga yang mengatur larangan dan verifikasi bisa atau tidaknya SPKL beroperasi di suatu daerah” tambahnya.

Habib Abdullah juga mengangkat masalah serius lainnya, terutama terkait insiden pembunuhan yang terjadi di sebuah kost bernama Kost Asri di wilayah Kecamatan Bogor Barat pada tahun 2022. “Insiden tersebut berawal dari praktik prostitusi online yang terjadi di dalam kost tersebut, dan meskipun hal ini telah dilaporkan kepada Polresta Bogor, praktik yang sama tetap berlangsung. Ini menunjukkan pelanggaran aturan yang sangat jelas, namun hingga kini belum ada tindakan nyata dari aparat,” tegasnya.

Dengan mendekati libur panjang Natal dan Tahun Baru, Habib Abdullah mengingatkan masyarakat untuk tidak “nodai” libur akhir tahun dengan kemaksiatan dan hal-hal yang tidak bermanfaat. Ia menambahkan, “Indonesia sedang berduka atas bencana di Sumatera. Kita harus berdoa dan membantu saudara-saudara kita yang sedang kesulitan, bukan merayakan tahun baru dengan pesta pora.”

Suara Habib Abdullah Al Masyhur menggambarkan pentingnya kesadaran masyarakat dan tindakan nyata dari pemerintah dalam menjaga ketertiban dan moralitas di Kota Bogor. Diharapkan, penegakan hukum yang lebih tegas dan komitmen dari semua pihak dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi warganya.

(Fhirman)

Tinggalkan Balasan