trimedianews.com – Kab.Bogor.PT Banyu Agung Perkasa (PT BAP), perusahaan yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan penanaman bibit pohon, melakukan pembongkaran mandiri terhadap bangunan Cafe Edukasi dan Pemantauan Penanaman di kawasan Puncak Ajip, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Direktur Utama PT BAP, Sandi Adam, yang juga dikenal sebagai penggiat lingkungan, menyatakan bahwa pembongkaran ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan komitmen ekologis yang tinggi.
“Ini adalah langkah bijak demi pelestarian lingkungan hidup. Di kawasan Puncak, kita tidak hanya harus memperhatikan ekologi, tapi juga dampak sosial dan ekonomi. Kalau keduanya rusak, kawasan ini mau jadi apa? Saya ingin masyarakat tetap bisa menikmati wisata alam Puncak, tapi harus cinta dan ramah lingkungan,” Kata Sandi, Senin 28 Juli 2025.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya siap melakukan pembongkaran menyeluruh jika itu menjadi arahan langsung dari Menteri Lingkungan Hidup.
“Atas nama pelestarian lingkungan dan jika ini menjadi perintah langsung dari Bapak Menteri, saya siap bongkar semua. Tapi mohon juga agar diperhatikan dampak sosial dan ekonominya bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Selain itu, kata dia, Sejak bencana banjir bandang pada tahun 2021, PT BAP telah aktif melakukan penghijauan dengan menanam lebih dari 26.000 pohon di kawasan Puncak Bogor. Mereka juga menjalin kerja sama strategis dengan PTPN, mencakup kawasan seluas 11,26 hektare yang menjadi pusat konservasi dan pembibitan pohon.
“Total luas fasilitas sarana dan prasarana kami hanya 258 meter persegi atau sekitar 0,22 persen dari total kawasan. Bangunan yang dibongkar justru mushola, toilet, tempat pemilahan sampah, dan cafe edukasi yang menjadi pusat penyadartahuan pengunjung agar peduli terhadap lingkungan,” jelasnya.
Cafe yang dibongkar tersebut bukan hanya tempat usaha, melainkan sarana edukasi lingkungan hidup. Di sana, pengunjung diajak mengenal pentingnya penghijauan, memilah sampah, dan menjaga ekosistem alam Puncak.
“Kami ingin wisata alam dan edukasi bisa berjalan beriringan. Jangan sampai cinta lingkungan justru dimatikan karena pendekatan yang tidak menyeluruh,” pungkasnya.
(Wawan.S)