trimedianews.com – Bogor.Pemilihan calon kandidat ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), digelar di Aula Kelurahan Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal, sebanyak tiga calon.
Ketiga calon tersebut, terdiri dari nomer urut 1 Urip Damanhuri, nomer urut 2 Usman, dan nomer urut 3 H. Jaenuri. “Nomer urut ini, diundi sebelum pelaksanaan atau dua hari sebelumnya,” kata Ketua Panitia Pemilihan, Dadang Baehaki, Selasa 18 November 2025.
Menurutnya, proses penjaringan dilaksanakan sejak awal, bahkan panitia melakukan sosialisasi kepada masing-masing RW yang ada di kelurahan Tanah Sareal.
Ia menjelaskan, pelaksanaan pemilihan tersebut, panitia yang digelar dengan sidang paripurna sebanyak tiga kali. Dengan membahas penetapan tata tertib, laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya, serta penutupan masa jabatan pengurus lama.
Setelah itu, kata dia, panitia melaksanakan pemilihan dilanjutkan dengan penyampaian visi dan misi setiap calon selama maksimal 10 menit.
“Kami memberikan waktu, kepada masing-masing kandidat ketua, untuk menyampaikan visi misi,” ujar dia.
Ia mengatakan, pelaksanaan pemilihan ini, sudah ditetapkan sebanyak 70 pemilih tetap, yang meliputi unsur RT, pemuda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
“Yang hadir sebagai pemilih, sebanyak 63 orang hadir, atau sekitar 88 persen. Artinya, sudah memenuhi qorum pelaksanaan pemilihan calon ketua,” kata dia.
Dalam pelaksanaan tersebut, hingga penghitungan suara sesuai dengan nomer urut calon kandidat, urut 1 Urip Damanhuri mendapatkan 16 suara sebanyak , nomer urut 2 Usman 10 suara, dan nomer urut 3 H. Jaenuri mendapatkan sebanyak 37 suara.
“Jadi hasil pemilihan H. Jaenuri terpilih sebagai ketua LPM, dengan suara sebanyak 37 suara, dengan pemilih tetap sebanyak 63 orang,” ujarnya.
Sementara itu, kata dia, terpilihnya ketua LPM yang baru, diharapkan program-program positif yang sudah berjalan serta memperkuat pemberdayaan masyarakat.
Ia menekankan pentingnya kemampuan ketua LPM dalam mengidentifikasi potensi wilayah, membangun kenyamanan warga, memberikan pelayanan yang baik, dan membina masyarakat secara berkelanjutan.
“Pemberdayaan itu puncak dari proses pelayanan dan pembinaan. Setelah potensi masyarakat terpetakan, kita bisa membangun kenyamanan, komunikasi yang baik, dan hubungan yang membuat warga terbuka. Dari situlah pemberdayaan bisa tercapai,” pungkas dia.
