Kepemimpinan yang Berbasis Keadilan, Meneladani Teladan Sejarah

(oleh : Al Habib Sayyid Idrus bin Ali al Habsyi. S. Fil,i Pengasuh Majlis Ta’lim Sabilun Najah, Jakarta)

trimedianews.com – Jakarta.Pemimpin itu harus melayani bukan menikmati. Pemimpin itu harus menetapi janji bukan ingkar janji.Pemimpin berbasis kebenaran bukan mencari pembenaran.Pemimpin yang beretikabilitas bukan yang hanya sekedar elektabilitas.Pemimpin yang cerdas yang berbasis intelektualitas bukan sentimenitas.

Ketika Kholifah Ja’far Al Mansur sedang thawaf, maka dia mendengar seseorang sedang berdoa di Multazam.Dengan doanya (Ya Allah aku mengadu kepadamu telah tampak kezaliman dan keserakahan, dan telah berubah yang benar disalahkan dan yang salah di benarkan)

Lalu orang tersebut berkata kepada Khalifah “Engkau banyak menzalimi rakyatmu, engkau ambil pajak dari mereka, tetapi engkau lalaikan urusan mereka, engkau tutup istanamu dari rakyatmu ketika rakyatmu mau mengadu, dan manakala rakyatmu mengadukan atas dirinya karena akibat dia dizhalimi kepada orang-orang terdekatmu, maka orang-orang terdekatmu meminta kepada orang yang teraniaya itu, supaya tidak menyampaikan kezhaliman yang dideritanya, sehingga rakyatmu tidak berani lagi karena takut kepada orang-orang terdekatmu”.

Apabila orang yang teraniaya itu berjuang untuk menuntut keadilan untuk mengutarakan isi hatinya, sementara engkau tampak di depannya, niscaya ia teriak meminta tolong di hadapanmu, maka ia dipukulnya dengan pukulan yang menyakitkan, agar supaya menjadi peringatan bagi orang yang lainnya

Maka orang tersebut berkata “Wahai khalifah takutlah engkau kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah amat pedih kepada orang-orang yang berbuat zhalim, dari orang-orang yang tidak menegakan keadilan, dari orang-orang yang merampas hak orang lain”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *