trimedianews.com – Bogor.Khalid bin Walid, yang dijuluki “Saifullah” (Pedang Allah), adalah salah satu panglima militer terhebat dalam sejarah Islam. Kejeniusan strategis dan kepemimpinannya yang tak tertandingi memainkan peran krusial dalam ekspansi awal kekhalifahan Islam, mengukir namanya dalam tinta emas sejarah militer dunia. Perjalanan hidupnya adalah kisah tentang perubahan, keberanian, dan pengabdian yang tak tergoyahkan.
Awal Kehidupan dan Musuh Islam
Lahir di Mekkah sekitar tahun 592 Masehi, Khalid bin Walid berasal dari klan Bani Makhzum dari suku Quraisy, salah satu klan terkemuka di Mekkah. Masa mudanya diwarnai oleh keahlian dalam seni perang, menunggang kuda, dan strategi militer, menjadikannya seorang prajurit yang tangguh sejak usia muda.
Sebelum memeluk Islam, Khalid adalah salah satu musuh utama Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin. Ia memainkan peran penting dalam beberapa pertempuran melawan Muslim, yang paling terkenal adalah Pertempuran Uhud pada tahun 625 M. Dalam pertempuran ini, taktik brilian Khalid-lah yang mengubah kekalahan menjadi kemenangan bagi kaum Quraisy, memanfaatkan celah di pertahanan Muslim dan melancarkan serangan balik yang dahsyat dari arah bukit Uhud. Keberanian dan ketajamannya dalam pertempuran ini membuatnya disegani, bahkan oleh musuh-musuhnya.
Memeluk Islam
Peristiwa penting yang mengubah arah hidup Khalid adalah keislamannya pada tahun ke-8 Hijriah (sekitar 629 Masehi), tak lama setelah Perjanjian Hudaibiyah. Keislamannya bukanlah keputusan impulsif, melainkan hasil dari refleksi mendalam dan keyakinan akan kebenaran risalah Nabi Muhammad. Ia datang ke Madinah bersama ‘Amr bin al-‘Ash dan Utsman bin Thalhah, dua tokoh Quraisy lainnya yang juga memeluk Islam pada waktu yang hampir bersamaan. Nabi Muhammad SAW menyambutnya dengan gembira dan memberinya gelar kehormatan “Saifullah” (Pedang Allah), sebuah gelar yang akan melekat padanya sepanjang sejarah.
Panglima Tak Terkalahkan: Jihad dan Penaklukan
Setelah memeluk Islam, Khalid bin Walid segera menunjukkan potensinya sebagai pemimpin militer yang luar biasa. Ia ditugaskan memimpin pasukan Muslim dalam berbagai ekspedisi penting, membawa serangkaian kemenangan gemilang yang memperluas wilayah kekuasaan Islam.
- Pertempuran Mu’tah (629 M): Ini adalah salah satu ujian pertama Khalid sebagai panglima Muslim. Dalam pertempuran yang tidak seimbang melawan Kekaisaran Bizantium di Mu’tah, tiga panglima Muslim gugur. Khalid dengan cepat mengambil alih komando, menunjukkan kejeniusan taktisnya dengan melakukan manuver mundur yang cerdik, menyelamatkan pasukan Muslim dari kehancuran total. Meskipun bukan kemenangan langsung, aksi Khalid di Mu’tah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam situasi genting.
- Penaklukan Mekkah (630 M): Khalid juga menjadi bagian dari pasukan Muslim yang berhasil menaklukkan Mekkah tanpa pertumpahan darah yang signifikan.
- Perang Riddah (632-633 M): Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, banyak suku Arab yang murtad dan menolak membayar zakat, memicu apa yang dikenal sebagai Perang Riddah (Perang Kemurtadan). Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq menunjuk Khalid sebagai panglima utama untuk menumpas pemberontakan ini. Khalid berhasil mengalahkan Musailamah al-Kazzab, nabi palsu, dalam Pertempuran Yamamah yang sengit. Kemenangan ini sangat krusial dalam menjaga persatuan umat Islam dan menegakkan kembali otoritas negara Islam.
- Penaklukan Suriah (633-636 M): Puncak kejayaan militer Khalid datang dalam penaklukan Suriah dari Kekaisaran Bizantium. Ia memimpin serangkaian pertempuran epik, termasuk:
- Pertempuran Ajnadayn (634 M): Kemenangan telak Muslim atas pasukan Bizantium yang jauh lebih besar.
- Pengepungan Damaskus (634 M): Khalid memimpin pengepungan dan penaklukan Damaskus, salah satu kota terpenting di Bizantium.
- Pertempuran Yarmuk (636 M): Ini adalah salah satu pertempuran paling menentukan dalam sejarah. Dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit, Khalid mengalahkan pasukan Bizantium yang sangat besar dan berpengalaman dengan strategi briliannya. Kemenangan di Yarmuk membuka jalan bagi penaklukan seluruh Suriah dan Palestina.
Masa Senja dan Warisan
Meskipun Khalid adalah pahlawan Islam, hubungannya dengan Khalifah Umar bin Khattab tidak selalu mulus. Umar, yang dikenal tegas dan berhati-hati, khawatir akan popularitas Khalid yang besar di kalangan tentara dan rakyat, serta potensi kesalahpahaman bahwa kemenangan-kemenangan berasal dari kehebatan Khalid semata, bukan dari pertolongan Allah. Oleh karena itu, Umar mencopot Khalid dari jabatannya sebagai panglima utama di Suriah dan menunjuk Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai penggantinya. Meskipun demikian, Khalid tetap melayani di bawah komando Abu Ubaidah, menunjukkan loyalitasnya yang tulus kepada negara Islam.
Khalid bin Walid wafat pada tahun 642 Masehi di Homs, Suriah. Ia meninggal di tempat tidurnya, bukan di medan perang seperti yang ia harapkan, setelah mengabdi dengan setia kepada Islam selama bertahun-tahun.
Warisan Khalid bin Walid jauh melampaui medan perang. Ia adalah simbol keberanian, kejeniusan taktis, dan kepemimpinan yang tak tertandingi. Keberhasilannya dalam menyatukan suku-suku Arab yang murtad dan menaklukkan kekuatan besar seperti Bizantium telah membentuk pondasi kekhalifahan Islam dan memperluas jangkauannya secara signifikan. Nama “Pedang Allah” yang disematkan kepadanya adalah pengakuan atas perannya yang tak tergantikan dalam sejarah Islam dan warisan militer yang menginspirasi hingga saat ini.
Referensi:
A. Kitab-Kitab Islam (Sumber Primer dan Sekunder Otoritatif):
- Ibnu Hisyam, As-Sirah An-Nabawiyah: Sumber primer klasik mengenai biografi Nabi Muhammad SAW, mencakup peristiwa Uhud, keislaman Khalid, dan partisipasinya di awal Islam.
- Imam ath-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk (Sejarah Para Nabi dan Raja-Raja): Salah satu karya sejarah Islam terlengkap, menyajikan detail mendalam tentang Perang Riddah, penaklukan Suriah, dan terutama Pertempuran Yarmuk dengan berbagai riwayat.
- Ibnu al-Atsir, Al-Kamil fi at-Tarikh: Sejarah umum Islam yang komprehensif, melengkapi narasi ath-Thabari mengenai kampanye militer Khalid.
- Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah: Sebuah ensiklopedia sejarah Islam, menyediakan detail tentang peran Khalid di berbagai pertempuran dan kehidupannya.
- Ibnu Hajar al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah: Biografi para sahabat Nabi, termasuk entri khusus tentang Khalid bin Walid yang merangkum berbagai aspek kehidupannya.
- Muhammad bin Sa’d, Kitab ath-Thabaqat al-Kabir: Koleksi biografi sahabat yang sangat berharga, memberikan wawasan detail tentang kehidupan Khalid dari perspektif biografi.
- Imam Bukhari dan Imam Muslim, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim: Kitab-kitab hadis ini terkadang memuat riwayat yang berkaitan dengan Khalid bin Walid atau peristiwa di mana ia terlibat.
B. Artikel dan Buku Modern (Sumber Ilmiah Sekunder):
- Al-Mubarakpuri, Safiur Rahman. The Sealed Nectar (Ar-Raheeq Al-Makhtum): Biography of the Prophet. Riyadh: Darussalam, 1996. (Terutama bagian tentang Pertempuran Uhud dan Keislaman Khalid).
- Donner, Fred M. The Early Islamic Conquests. Princeton: Princeton University Press, 1981. (Memberikan detail tentang Perang Riddah dan penaklukan Suriah).
- Hitti, Philip K. History of the Arabs. London: Macmillan, 1970. (Memberikan tinjauan umum tentang sejarah Islam awal dan peran Khalid).
- Nicolle, David. Yarmuk 636 AD: The Muslim Conquest of Syria. Oxford: Osprey Publishing, 1994. (Fokus khusus pada Pertempuran Yarmuk dan taktik Khalid).
- Akram, A.I. The Sword of Allah: Khalid bin Al-Waleed – His Life and Campaigns. Islamabad: Maktabat-ul-Faisal, 2004. (Salah satu biografi modern paling komprehensif tentang Khalid bin Walid dalam bahasa Inggris).
(Fhirman)