trimedianews.com – Sumbawa Barat (NTB).Mantan Ketua MUI Sumbawa Barat, Kyai Samsul Ismain berharap smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) segera beroperasi, harapan ini disampaikan menyusul tidak adanya kepastian kapan pabrik ini beroperasi, sementara disatu sisi untuk menghadirkan pabrik ini banyaknya proses panjang dan melelahkan yang harus dilalui.

“Wajar masyarakat KSB (Kabupaten Sumbawa Barat) mendesak pabrik smelter ini beroperasi. Karena sebelumnya, masyarakat Sumbawa Barat telah banyak memberikan andil mendukung terealisasinya pabrik pemurnian tembaga dan emas tersebut,” kata Kyai Samsul di kediamannya, Komplek Pondok Pesantren Himmatul Ummah Sapugara, pada Rabu, (1/10/2025).

Kyai Samsul termasuk salah satu aktor utama bersama sejumlah tokoh lainnya mendukung kehadiran pabrik tersebut. Ia mengaku, untuk merealisasikan pembangunan pabrik ini cukup banyak pengorbanan yang diberikan masyarakat KSB. ‘’Tokoh masyarakat, alim ulama yang ikut memperjuangkan kehadiran smelter berharap agar pabrik itu segera dioperasikan. Tuntutan itu tidak berubah sampai saat ini,” tegasnya.

Untuk mendukung pembangunan pabrik smelter itu, Kyai Samsul mengulas kembali berbagai dinamika yang berlangsung saat itu. Dimulai dengan pembebasan lahan sejak tahun 2019. Dalam proses ini banyak sekali pengorbanan yang dilakukan masyarakat KSB, khususnya masyarakat Dusun Otak Keris, Desa Maluk, lokasi inti pembangunan pabrik tersebut. ‘’Pembebasan lahan ini butuh proses panjang. Ada yang pro ada yang kontra. Tapi semuanya sama-sama sepakat mendukung dibangunnya pabrik tersebut,’’ ingatnya.

Hingga akhirnya pabrik tersebut diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada September tahun 2024 lalu. Saat itu, harapan dan pengorbanan besar masyarakat selama ini akan terbayar lunas dengan beroperasinya pabrik smelter ini.‘’Sampai saat ini pengoperasian pabrik itu belum juga dilakukan. Baik PT Amman Mineral maupun pemerintah pusat harus mendengar apa yang menjadi aspirasi masyarakat ini,” pintanya.

Pabrik smelter dibangun sejak awal diharapkan akan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Baik itu dari sisi ekonomi maupun lapangan pekerjaan.‘’Manfaatnya ini yang ditunggu. Termasuk kami yang ikut memperjuangkan dan mendukung proses pembebasan lahan ini juga ingin melihat pabrik itu bisa menampung ribuan tenaga kerja lokal,’’ harapnya.

Sejak awal, ekspektasi masyarakat bekerja di pabrik smelter ini cukup tinggi. Tak hanya itu, dalam proses pembebasan lahan ini ada kesepakatan yang dibangun dengan management Amman Mineral, dimana 174 land owner, sebagai kompensasi atas pengambilan lahan mereka untuk dijadikan lokasi pabrik bekerja di perusahaan tersebut.

‘’Janji itu menjadi salah satu hutang. Ini juga yang dijanjikan kepada seluruh masyarakat KSB. Jadi tidak ada salahnya, kami mengingatkan perusahaan terhadap ini,’’ harapnya.

Proses pembebasan lahan smelter ini jauh lebih mudah dan cepat dibanding proses serupa yang terjadi di Pulau Rempang, Batam. ‘’Masyarakat kita disini sangat terbuka dengan investasi. Setelah kita sosialisasi, manfaatnya seperti apa mereka rela melepas lahan, bangunan dan harga bendanya. Tidak ada salahnya kemudian kami ingatkan agar smelter ini beroperasi,’’ tandasnya.

Cukup banyak yang dikorbankan masyarakat KSB untuk mendukung hilirisasi sesuai amanat UU ini. Kyai Samsul berharap, pengorbanan yang dilakukan rakyat Sumbawa Barat itu harus setimpal dengan manfaat yang diterima. ‘’Perusahaan kami minta maksimal kemampuannya untuk mengoperasikan pabrik ini. Pemerintah pusat juga kami minta untuk mengawasi ini secara ketat,’’ ingatnya lagi.

Bagaimana soal perpanjangan izin ekspor yang diminta PT Amman Mineral saat ini? Kyai Samsul menegaskan, perpanjangan izin ekpor sebenarnya bukan kali ini saja diminta Amman Mineral. Hanya saja, ia berharap pemerintah pusat lebih selektif, mengingat saat ini smelter itu sudah ada.’’Ikuti dan patuhi aturan yang ada. Kalau memang smelter ini sudah ada, kenapa tidak dimaksimalkan. Dan kami yakin pemerintah pusat pasti punya pertimbangan sendiri nantinya,’’ tegasnya.Jikapun pemerintah pusat memberikan relaksasi, kembali mengeluarkan izin ekspor konsentrat untuk Amman Mineral, Kyai Samsul lagi-lagi mengingat adanya pertimbangan matang dari pemerintah pusat. Termasuk mempertimbangkan aspirasi yang saat ini disuarakan masyarakat KSB.

“Kalaupun izinnya diperpanjang, Amman Mineral tetap harus diberikan sanksi. Bisa saja, sanksinya berupa pengalihan atau pengurangan konsesi. Supaya ke depan perusahaan bisa berpikir, jika terus dilakukan perpanjangan. Lahan konsesinya semakin berkurang,” tutupnya.

(M.Ali)

Tinggalkan Balasan