Ilustrasi (Pixabay)

trimedianews.com – Bogor.Shalat Fajar seringkali menjadi topik pembahasan yang menarik dalam kalangan umat Islam. Secara umum, istilah ini dapat mengacu pada dua hal: Shalat Qobliyah Subuh dan Shalat Subuh. Namun, pemahaman yang jelas mengenai keduanya sangat penting agar kita dapat melaksanakan ibadah dengan baik, berikut penjelasan nya berdasarkan yang dapat dihimpun dari beberpa keterangan dan dikutip dari NUonline.

Pengertian Shalat Fajar

Shalat Fajar merujuk pada waktu pelaksanaan shalat yang dilakukan ketika fajar telah terbit. Oleh karena itu, shalat-salat malam seperti Tahajud, Tarawih, dan Witir yang dilakukan setelah Isya’ hingga sebelum Subuh tidak termasuk dalam kategori ini. Hanya ada dua shalat yang secara khusus dilakukan ketika fajar telah terbit, yaitu Shalat Qobliyah Subuh (sunnah) dan Shalat Subuh (wajib).

Makna Shalat Fajar

Dalam beberapa konteks, istilah “Shalat Fajar” dapat merujuk pada:

  1. Shalat Qobliyah Subuh: Shalat sunnah yang dikerjakan sebelum shalat Subuh.
  2. Shalat Subuh: Shalat wajib yang dilakukan setelah terbitnya fajar.

Hadis dan Keutamaan Shalat Fajar

Salah satu hadis yang terkenal mengenai keutamaan Shalat Fajar adalah yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua rakaat shalat fajar lebih utama dari dunia dan seisinya.”
(HR. Muslim)

قوله (ركعتا الفجر) أي سنة الفجر هي المشهورة بهذا الاسم

“Maksud dari perkataan ‘dua rakaat shalat fajar’ (dalam hadits) adalah shalat sunnah (qabliyah) fajar. Penyebutannya memang masyhur dengan nama ini” (Abu al-Hasan al-Mubarakfuri, Mir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih, juz 4, hal. 137).

Dalam konteks hadis ini, Imam Abu Hasan al-Mubarakfuri mengartikan “dua rakaat shalat fajar” sebagai Shalat Qobliyah Subuh. Hal ini diperkuat oleh penjelasan beliau dalam karya Mir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih.

Hadis Pendukung

Beberapa hadis lain juga mendukung pemaknaan bahwa Shalat Fajar sering kali merujuk pada Shalat Qobliyah Subuh:

1. Dari Sayyidah Hafshah:

عن حفصة قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي ركعتي الفجر قبل الصبح في بيتي يخففهما جدا

“Rasulullah SAW melaksanakan shalat dua rakaat fajar sebelum melaksanakan shalat Subuh di rumahku dengan sangat cepat.”
(HR. Ahmad)

2. Dari Sayyidah Aisyah:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ

“Nabi SAW belum pernah dalam melakukan shalat sunnah lebih diperhatikan dari dua rakaat fajar.”
(HR. Bukhari)

    Namun, ada juga hadis yang menunjukkan bahwa istilah “Shalat Fajar” merujuk pada Shalat Subuh:

    3. Dari Jabir bin Samurah:

    عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا صَلَّى الْفَجْرَ جَلَسَ فِى مُصَلاَّهُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَسَنًا

    “Ketika Nabi SAW telah melaksanakan shalat fajar, beliau duduk di tempat shalatnya sampai matahari terbit.”(HR. Muslim)

    Makna hadits di atas dapat dipastikan merujuk pada shalat subuh, dengan berdasarkan indikasi (qarinah) lafadz setelahnya yang tidak menjelaskan bahwa Nabi Muhammad melaksanakan shalat yang lain kecuali shalat subuh. 

    Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

    • Ketika istilah “Shalat Fajar” diredaksikan dengan “rak’atai-l-fajr” (dua rakaat fajar), makna yang dimaksud adalah Shalat Qobliyah Subuh.
    • Namun, jika diredaksikan dengan “shalla-l-fajr” atau “shalat al-fajr”, maka yang dimaksud adalah Shalat Subuh.

    Kedua shalat ini memiliki keutamaan yang luar biasa, dan melaksanakannya dengan penuh kesungguhan akan membawa banyak berkah dalam hidup kita. Dengan memahami makna dan konteks Shalat Fajar, kita dapat lebih baik dalam menjalankan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.Wallahu’alam.

    (Fhirman)

    Tinggalkan Balasan