trimedianews.com – Jakarta.Dalam langkah strategis untuk memperkuat keamanan nasionalnya, Polandia akan menginvestasikan €2 miliar untuk membangun benteng anti-drone di sepanjang perbatasan timurnya, seiring meningkatnya kekhawatiran atas aktivitas militer Rusia. Perkembangan penting ini menyusul serangkaian pelanggaran wilayah udara Polandia oleh pesawat tanpa awak Rusia awal tahun ini.
dikutip dari The Guardian, Sabtu 27 Desember 2025, Cezary Tomczyk, Wakil Menteri Pertahanan Polandia, mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara baru tersebut diharapkan dapat beroperasi dalam waktu 24 bulan, dengan kemampuan awal siap dalam waktu sesingkat enam bulan. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan yang ada yang pertama kali diterapkan satu dekade lalu, dengan mengintegrasikan lapisan pertahanan canggih yang mencakup senapan mesin, rudal, dan teknologi pengacau sinyal drone canggih.
“Kami mengantisipasi sistem komprehensif yang mengatasi berbagai tingkat ancaman,” kata Tomczyk dalam sebuah wawancara. Ia menekankan bahwa meskipun beberapa sistem ditujukan untuk skenario perang, ancaman yang terus berlanjut menuntut tindakan segera.
Kebutuhan mendesak akan peningkatan ini digarisbawahi oleh insiden bulan September di mana lebih dari selusin drone yang diduga milik Rusia memasuki wilayah udara Polandia, menyebabkan penutupan bandara dan kepanikan meluas. Menteri Tomczyk menyebut tindakan ini sebagai provokasi taktis dari Rusia, menggambarkannya sebagai upaya untuk menguji pertahanan Polandia tanpa meningkatkannya menjadi perang skala penuh.
Benteng-benteng tersebut tidak hanya akan fokus pada ancaman drone tetapi juga akan memperkuat perbatasan dengan Belarus dan eksklave Rusia di Kaliningrad. Inisiatif Polandia, yang dikenal sebagai Perisai Timur, bertujuan untuk mencegah potensi invasi dan mencakup pusat logistik untuk pengerahan sumber daya pertahanan yang cepat.
Sebagai respons terhadap konflik berkepanjangan di Ukraina dan meningkatnya ancaman hibrida, Polandia telah meningkatkan anggaran pertahanannya menjadi 4,7% dari PDB. Tomczyk dengan tegas menyatakan, “Selama Ukraina terus mempertahankan diri, Eropa tetap relatif aman. Namun, jika Rusia menang, risiko konflik yang lebih luas akan meningkat secara signifikan.”
Sebagai bagian dari strategi pertahanan komprehensif ini, Polandia juga berfokus pada kesiapan warga sipil, dengan rencana untuk melatih ratusan ribu warga dalam keterampilan bertahan hidup dan pelatihan militer sukarela.
Dengan kekhawatiran akan meningkatnya agresi dari Rusia, langkah-langkah proaktif Polandia mencerminkan semakin besarnya kesadaran akan perlunya peningkatan keamanan di Eropa Timur, seiring negara tersebut bersiap menghadapi masa depan yang tidak pasti.

