Gaza pada 26 September 2025.(Dok:Apnews)

trimedianews.com – Jakarta.Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersama Presiden AS Donald Trump, telah mengumumkan rencana gencatan senjata yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza. Rencana 20 poin ini sangat menguntungkan Israel, namun nasibnya kini berada di tangan Hamas yang masih mempertimbangkan tanggapan mereka.

Seperti dilansir dari APnews, Netanyahu yang menghadapi tekanan internasional untuk menghentikan konflik, mengklaim bahwa mereka berhasil mengisolasi Hamas, bukan sebaliknya. Rencana tersebut mengharuskan Hamas untuk melepaskan semua sandera dan menyerahkan kekuasaan kepada otoritas transisi yang tidak berpihak, yang akan diberikan oleh lembaga internasional yang dipimpin oleh Trump dan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.

Meskipun rencana ini memberikan beberapa keuntungan bagi Hamas, seperti kemungkinan ratusan tahanan Palestina, banyak yang bertanya-tanya apakah kelompok itu dapat menolak tawaran ini. Setelah dua tahun perang, Hamas telah kehilangan banyak kekuatan dan dukungan di wilayah yang hancur akibat konflik.

Arab dan negara-negara Muslim, termasuk Turki dan Mesir, telah menyatakan dukungan untuk rencana tersebut, meskipun ada kekhawatiran terkait beberapa ketentuan yang lebih menguntungkan Israel. Beberapa pejabat Arab menyatakan bahwa teks yang disajikan telah diubah, sehingga lebih menguntungkan posisi Israel.

Dengan tekanan dari wilayah dan kerugian yang diderita selama perang, Hamas mungkin tidak memiliki pilihan lain selain menerima rencana yang ditawarkan, meskipun ada upaya untuk menghasilkan perubahan yang lebih menguntungkan.

(Fhirman)

Tinggalkan Balasan