Sengketa Utang Rp2 Miliar: Pengusaha Konveksi Desak Keadilan di Bandung!

Ilustras (dibuat dengan AI)

trimedianews.com – Kota Bandung.Beberapa pengusaha konveksi di Kabupaten Bandung melakukan Audensi kesebuah perusahaan busana muslim terkenal di Jalan Sulanjana Kota Bandung, dalam hal tersebut pengusaha konveksi diwakili oleh Bagas Ilhamsyah, pada Kamis (26/6/2025).

Sebelumnya diketahui bahwa keduabelah pihak terjadi sengketa finansial dimana pihak pengusaha konveksi menjalin kerja sama dengan perusahaan busana muslim tersebut setelah mendapat tawaran langsung dari direksi perusahaan pada awal tahun 2024. Nilai pasokan barang yang disuplai oleh Bagas mencapai Rp4,9 miliar, dengan perjanjian pembayaran lunas dalam tiga termin: April, Mei, dan Juni 2024, Hingga jatuh tempo di Juni 2024, perusahaan hanya membayar Rp.571 juta. Pembayaran cicilan kemudian berlanjut hingga Desember 2024, dengan total realisasi Rp3 miliar. Namun, sisa utang sebesar Rp.2 miliar hingga kini belum dilunasi.

Bagas Ilhamsyah dalam penyampaian nya kepada media “Pertama-tama, saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para mitra yang telah mendukung dan memahami pesoalan ini, ucapan terimakasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada para tokoh dari berbagai pihak dan Polrestabes Bandung atas perhatian serta pendampingan yang telah diberikan. Kehadiran dan keterlibatan mereka dalam proses mediasi ini merupakan bukti nyata bahwa kolaborasi antara elemen masyarakat dan aparat bisa menjadi jembatan penyelesaian masalah secara berkeadilan dan bermartabat,”ujarnya.

Ia juga menyampaikan secara langsung sikap dan pandangan terkait proses mediasi yang saat ini sedang berlangsung antara dirinya dan pihak perusahaan busana muslim di Bandung.

“Saya menyadari bahwa proses ini belum menghasilkan keputusan final. Pihak perusahaan telah meminta waktu 8 hari kerja untuk melakukan koordinasi internal. Saya menghargai permintaan tersebut dan berharap penuh bahwa dalam waktu yang telah disepakati, pihak perusahaan dapat menunjukkan komitmen nyata untuk menyelesaikan kewajiban mereka,”terangnya.

“Perlu saya tegaskan, langkah yang saya tempuh ini bukan sekadar soal nominal utang. Ini tentang keadilan dan pertanggungjawaban. Saya menerima banyak pesan dari rekan sesama vendor dan mantan karyawan perusahaan yang merasa senasib dan memberikan dukungan moral atas sikap yang diambil. Ini membuktikan bahwa persoalan ini menyentuh lebih dari satu individu, rasa keadilan dan kepedulian kita bersama terhadap etika dalam bermitra,”tegasnya.

“Saya percaya bahwa seorang pemimpin sejati akan mempertimbangkan keputusan tidak hanya dari sisi kepentingan dan keuntungan sesaat, tapi juga dari dampak jangka panjangnya terhadap banyak pihak, baik mitra, karyawan, maupun reputasi perusahaan itu sendir,” imbuhnya.

“Saya tetap optimis dan memberi ruang itikad baik. Namun, jika dalam waktu yang diberikan tidak ada kejelasan dan komitmen yang layak, maka saya tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah tegas dan terukur berikutnya, saya berharap persoalan ini bisa menjadi cermin bagi kita semua dalam membangun hubungan usaha yang sehat, transparan, dan bertanggung jawab,” pungkasnya.

(Asep.H, Fhirman)

Tinggalkan Balasan