Aroma Kisruh Koalisi ‘Gemuk’, Dedie – Jenal, Pengamat : Gemuk Bukan Jaminan Menang, Menangpun Banyak Bibit Masalah Paska Kontestasi


trimedianews.com – Kota Bogor.Mencuatnya desas desus kisruh dalam kubu Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota – Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim – Jenal Mutaqin, menjadi sorotan publik. 

Diberitakan sebelumnya, kisruh yang terjadi kerap kali seputar ego personal hingga berebut agenda sosialisasi yang harus didatangi Dedie atawa Jenal. Dari informasi yang didapat, di lingkaran paslon nomor urut 3 mengatakan, saat ini ada lebih dari tiga ‘faksi’ yang acap kali berebut Dedie. Masing-masing dari mereka memang memiliki histori kedekatan yang berbeda.” Ada tim lama terdiri dari orang-orang yang mengawal kang Dedie sejak saat jadi wakil, lalu ada beberapa orangnya kang Bima, kemudian koalisi parpol yang didominasi para ketua,” tuturnya.

“Itu belum ditambah beberapa ketua relawan atau paguyuban. Mereka sering mencari validasi untuk mendapat pengakuan bahwa dialah orang terdekatnya kang Dedie,” sambungnya.

Persoalan tak sampai di situ. Sebab Jenal sendiri juga membawa rombongan yang perlu ditempatkan di posisi strategis dalam tim pemenangan. Menjadi runyam ketika hal itu tak kesampaian. Terbukti Ketua Tim Pemenangan paslon berjargon ‘Bogor Beres’ ini sempat berubah-ubah. Dimana awalnya tongkat komando itu dipegang pentolan PAN, Safrudin Bima, lalu berganti ke Ketua DPD PAN Kota Bogor, Bedjo Santoso kemudian beralih lagi ke Ketua DPC Gerindra Kota Bogor Sopian Ali Agam.

“Sebelumnya justru bukan Pak Bedjo, melainkan bang SB (Safrudin Bima). Namun bang SB memilih mundur karena tak ingin masuk ke dalam konflik kepentingan banyak pihak,” ungkap sumber.

Menyikapi hal tersebut Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Yusfitriadi mengatakan, seperti kita ketahui, bahwasanya dalam kontestasi Pilkada, tidak dapat ditentukan oleh banyaknya partai pendukung (gemuk) ataupun sedikit (kurus). Namun lebih pada figur atau sosok yang dominan menentukan.”

” Ya bisa saja calon yang didukung partai yang gemuk, tidak bisa menang, jika dalam perjalanannya calon tidak dapat menarik simpati masyarakat dan juga terkendala masalah diinternalnya,” ungkap Yus. 

” Tapi jika calon hanya didukung Partai kecil atau hanya satu partai saja, figurnya dapat mengambil hati masyarakat dan proses perjalanan kontestasinya clear and clean akan sangat berpotensi menang,” tambahnya.

Yus juga menyampaikan, jika diusung oleh partai yang gemuk tentunya ada tiga masalah yang akan dihadapi, pertama problem psikologi yang merasa diatas angin.” Ya merasa semua partai sudah mendukung, struktur partai banyak, jadi seakan – akan sudah memenangkan kontestasi.”

Kedua, adalah persoalan konsolidasi partai politik, karena banyak yang usung, tentunya partai politik punya kepentingan yang beragam, terkadang kepentingan inilah yang tidak ketemu antar partai, ini yang akan menjadi bibit bibit masalah.” Belum lagi simpul simpul strategis, atau relawan yang cukup banyak, sehingga untuk menatanya akan sulit. Ya jadi orang yang baru datang dengan performa yang seakan akan meyakinkan akan diambil, sementara yang lama ditinggalkan, itu yang akan menjadi bibit perpecahan,” terangnya.

” Ketiga, adalah masalah anggaran atau bajet, diusung oleh banyak partai dan juga banyaknya relawan – relawan tentunya butuh supporting bajet. Jika saja satu, dua, tiga elemen tidak terakomodir, ini juga tentunya jadi bibit permasalahan.”

Lebih lanjut Yus mengatakan, masalah bukan hanya dalam proses kontestasinya saja. Kedepannya atau paska,  jika calon memenangkan Pilkada, maka muncul dua problem yang krusial.

” Pertama, tentu ada sebuah konsensus tidak tertulis, kenapa partai ini mau mendukung, mungkin adanya bagi bagi proyek pemerintah, bagi bagi SDM pemerintah dan lainnya.” Kedua, masalah akan muncul, kekecewaan yang cukup besar, jika tidak bisa mengakomodir kepentingan pendukung yang cukup gemuk itu. Bahkan akan mungkin menjadi hambatan korelasinya antara eksekutif dan legistatif jika ada kekecewaan itu,” jelasnya.  

” Dah akhirnya porsi untuk kepentingan  masyarakat akan terabaikan. jika terjadi masalah – masalah tersebut,” tutup Yus.



(Dody)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *